Translate

Friday, July 26, 2013

Ilmuwan Islam

Allah SWT menurunkan wahyu kepada nabi Muhammad melalui malaikat Jibril dengan berkata “Iqra!”, pada ayat pertama di dalam Al-Qur’an. Iqra bukan hanya berarti “bacalah”, namun juga bererti “belajarlah”.
Begitu Maha Segalanya Allah SWT, hingga menurunkan satu kalimat pertama dalam wahyu-Nya yang ternyata mempunyai erti dan makna yang sangat berguna sekali bagi kelangsungan kehidupan manusia Bumi dikemudian hari.
*****
Bagaimana mungkin Muhammad membaca? Beliau adalah seorang yang buta huruf. Beliau bukan seorang ilmuwan. Beliau bukanlah seorang pengarang. Dan, Al-Qur’an tidak diwahyukan secara berurutan. Namun sesuai kejadian-kejadian yang dialami oleh beliau.
Selama diwahyukan , Al-Qur’an tidak diturunkan berdasarkan ayat demi ayat yang berurutan, selalu acak, beza surah, beza ayat, beza kota, beza keadaan. Kemudian dihafalkannya beserta semua sahabatnya agar tidak saling lupa. Namun ketika tiap ayat di Al-Qur’an yang telah diwahyukan tersebut disusun, ternyata menjadi beraturan!
Itulah salah satu kitab Ilahi yang sempurna, mukjizat yang tiada duanya karena tidak hanya dapat dinikmati oleh Rasul dan kaum di zamannya, namun oleh segenap umatnya hingga akhir zaman (for all mankind).


Di dalam Islam, ada tiga pilar yang harus dikerjakan untuk menjadi manusia yang selalu bertaqwa dan berbudaya dengan baik. Yaitu, percaya kepada Allah, menggali ilmu (ilm), dan mencintai sesama manusia.

Islam sering kali diberi gambaran oleh orang-orang dan golongan yang tidak pernah mengenalnya sebagai agama yang mundur dan memundurkan.
Islam juga dikatakan tidak pernah menggalakkan umatnya untuk menuntut dan menguasai pelbagai lapangan ilmu pengetahhuan.
Kenyataan dan gambaran yang diberikan itu bukan saja tidak benar tetapi bertentangan dengan hakikat sejarah yang sebenarnya.
Sejarah adalah fakta, dan fakta adalah sejarah. Sejarah telah membuktikan betapa dunia Islam telah melahirkan banyak golongan sarjana dan ilmuwan yang cukup hebat dalam berbagai bidang keilmuwan.
Pada masa lalu dan memang sudah ajaran Islam, bahwa jika seseorang menemukan alat atau apapun yang belum ada manusia yang menciptakannya, maka wajiblah baginya untuk menyebarkan hasil temuannya itu.
Menyebarkannya kepada umat manusia agar mereka semakin dapat mempermudah pekerjaannya dan menjadikan mereka semakin bersyukur kepada Allah.
 

Mereka tidak menuntut satu apapun, termasuk “hak paten” atau “upeti” lainnya akibat temuannya tersebut.
Dan dari orang-orang baratlah ilmu-ilmu itu kemudian dicuri, lalu dipatenkan atas nama mereka masing-masing untuk mencari keuntungan. Banyak sekali penemuan-penemuan dari kebudayaan Islam yang tak tercatat sejarah.
  Antaranya adalah keilmuwan dalam bidang falsafah, sains, politik, kesusasteraan, kemasyarakatan, agama, pengubatan, astronomi dan sebagainya.
Salah satu ciri yang dapat diperhatikan pada para tokoh ilmuwan Islam ialah mereka tidak sekedar dapat menguasai ilmu tersebut pada usia yang muda, tetapi mereka juga menguasai keilmuwan tersebut dalam masa yang singkat dan dapat menguasai beberapa bidang ilmu secara bersamaan.

No comments:

Post a Comment